INILAH.COM, Jakarta - Pemulihan ekonomi domestik dan global yang akan mendorong ekspor bakal memberi sentimen positif ke pasar modal di 2010. Level 3.000 pun bukan mustahil bisa tersentuh.
Para analis memprediksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level 2.767 hingga 3.000 pada 2010. Kepala Riset PT BNI Securities Norico Gaman mengatakan, proses pemulihan ekonomi di AS dan global turut mendukung kenaikan IHSG pada 2010.
Apalagi permintaan konsumen dari India dan China makin membaik sehingga meningkatkan ekspor Indonesia. "Kemungkinan ekspor RI akan meningkat pada 2010 seiring membaiknya permintaan India dan China. Selain itu daya beli konsumen pun akan membaik," ujar Norico, baru-baru ini.
Ia menambahkan, perusahaan swasta yang akan menawarkan saham umum perdana atau
initial public offering (IPO) bakal ikut meningkatkan kapitalisasi bursa. Perusahaan swasta memanfaatkan suku bunga rendah dengan mencari alternatif investasi di saham dan obligasi. Norico meramal, IHSG bisa mencapai level 3.050 pada 2010.
Sementara Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Ari Pitoyo mengatakan, aliran dana asing masih tetap kuat masuk ke negara-negara di Asia yang memiliki
price earning ratio saham mencapai 13,5 kali sehingga IHSG diperkirakan bisa mencapai level 2.767 hingga 3.050 di 2010.
"Emerging market masih menjadi sasaran investasi bagi para fund manager global, selain itu pertumbuhan ekonomi global dan domestik yang positif mendukung penguatan IHSG," tutur Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia Haryajid Ramelan.
Berdasarkan laporan Standard Chartered pada 12 Oktober 2009, faktor yang mendukung berlanjutnya arus dana masuk ke bursa ekonomi dunia adalah menguatnya
risk appetite didorong ekspektasi pemulihan ekonomi global.
Selain itu juga terpacu berlimpahnya likuiditas sebagai akibat rendahnya suku bunga global dan kebijakan intervensi bank sentral yang dilakukan secara agresif. Dana masuk bursa saham ini terjadi ketika ekonomi riil dan pasar obligasi tidak mampu lagi menampung kelebihan likuiditas.
Pengamat pasar modal David Cornelis mengatakan, IHSG diprediksikan akan tetap naik dengan indikasi BI Rate dan The Fed tidak mengalami kenaikan suku bunga. "Harapannya hingga kuartal pertama 2010 selama tingkat suku bunga baik The Fed dan BI Rate masih belum berubah IHSG masih akan tetap terus naik, dan akan mulai berubah pada kuartal kedua 2010," tutur David.
David menambahkan, momentum koreksi teknis dapat dimanfaatkan untuk
buy on weakness selama tren kenaikan IHSG tetap terjaga. Potensi koreksi hendaknya dipandang sebagai momentum masuk dan mengambil posisi serta melakukan re-posisi portofolio dengan
switching dan rebalancing.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan bisa memberikan sentimen negatif pasar modal pada 2010. Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing mengatakan, ekonomi global masih dalam tahap pemulihan pada 2010.
Perkembangan penyelesaian Dubai World, suku bunga, inflasi, harga komoditas dan perkembangan politik kasus Century akan memberi sentimen negatif pada 2010. "Ekonomi dengan bursa saham kadang-kadang anomali. Ke depan kita tinggal tunggu arah The Fed menaikkan suku bunga atau tidak," timpal Pardomuan.
Ia mengatakan, bila pada triwulan ketiga 2010 The Fed akan menaikkan suku bunga dan BI Rate masih sekitar 6,5% maka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tetap
sideway. Pardomuan memprediksikan, IHSG akan berada di level 2.800. "Bila BI Rate dinaikkan dan The Fed dinaikkan akan ada gejolak di bursa saham," tutur Pardomuan.
Terpisah, ekonom BNI Ryan Kiryanto menilai, isu kasus Bank Century menjadi isu memasuki pada 2010. "Jangan sampai kasus Century mengubah kondisi politik menjadi tak stabil seperti yang dialami Thailand, Malaysia dan Filipina," kata Ryan.
Ryan menambahkan, investor membutuhkan kepastian hukum dan kestabilan politik. "Saat ini ada beberapa hedge fund mulai menanyakan kondisi politik," tutur Ryan.
Ekonom dan pengamat pasar modal Ferry Latuhihin mengingatkan, kemungkinan
capital outflow bila The Fed menaikkan suku bunga pada 2010. Diharapkan pemerintah Indonesia memikirkan cara untuk menangkal
hot money keluar dari Indonesia.
Seperti diketahui, IHSG mengalami kenaikan sekitar 85,5% per 17 Desember 2009 yaitu di level 2.509 yang semula sekitar 1.355 di 2008. IHSG termasuk indeks tertinggi di dunia setelah China.
Pengamat pasar modal Felix Sindhunata mengatakan,
hot money yang masuk ke bursa saham Indonesia memang cukup menopang IHSG. Selain itu, optimisme pemulihan ekonomi bakal mendorong investor berinvestasi di bursa saham Indonesia.
Hal senada diungkapkan Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan. Menurutnya, penguatan IHSG bakal didukung makro ekonomi. Demikian pula
carry trade yaitu investasi dengan meminjam dana di Amerika Serikat kemudian menginvestasikannya di
emerging market.(sumber : inilah.com)